Pernah pergi ke Pasar Senen Lama, di seberang Atrium Senen itu? Bangunan berlantai empat itu secara fisik memang tidak menarik sebagai pusat perbelanjaan, lebih kelihatan seperti pasar biasa, Tapi tahukah anda bahwa tempat ini mampu menarik minat masyarakat sehingga tidak pernah sepi pengunjung? Dan tahukah anda komoditas utama yang ditawarkan pasar ini? Ya, barang seken, lelong (pontianak) atau dulu sempat dikenal dengan istilah roma alias rombengan malaysia.
Ini bukan kali pertama saya berurusan dengan barang-barang bekas pakai, yang memang diimpor khusus dari Jepang, Korea, dan Malaysia ini untuk dijual kembali. Bisa dikatakan saya sangat familiar malah. Barang lelong adalah hal yang akan sangat lazim ditemui di Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat. Disana akan sering anda temui ruko yang penuh dengan pakaian yang digantung. Cobalah masuk, dan anda akan takjub melihat bukan hanya pakaian yang dijual (termasuk pakaian dalam lho), tetapi juga sepatu, tas, bedding (spring bed, bed cover, selimut dkk), bahkan aksesoris seperti ikat pinggang, juga kacamata.
Mengenai kualitas barang jangan diragukan. Karena selain anda akan bertemu dengan merk-merk dunia (GAP, Burberrys, IKEA sangat lazim ditemui di antaranya) entah kenapa kualitas bahan, rancangan serta mutu keseluruhan jauh lebih baik dibanding produk lokal - yang baru bahkan. Hanya saja, karena ini barang bekas pakai, maka pembeli benar-benar harus teliti dalam memilih. Noda dan lubang di pakaian adalah salah satu yang wajib di cermati.
Kembali ke Pasar Senen Lama, kemarin saya berjalan-jalan bersama seorang rekan karib asal Bandung. Kami berdua adalah penggemar barang bermerk, yang selalu histeris jika merk-merk seperi Zara, Mango atau bahkan Burberrys menggelar sale. Tapi entah kenapa selalu bersemangat jika mengubek-ubek lelong ini. Merencanakannya saja sudah merupakan kesenangan tersendiri bagi kami. Berangkat sekitar pukul 11.30 WIB berbekal keterangan singkat dari teman kantor yang tinggalnya di sekitar daerah Senen, melajulah kami menggunakan bis kota jurusan Slipi - Senen. Disana kami langsung kalap mode : on. Bayangkan..begitu masuk kami sudah disambut dengan dagangan dari sebuah lapak yaitu blus-blus katun dengan harga 5 ribu rupiah per helai. Ya Tuhaannnn.....Saya langsung ikut dalam kerumunan ibu-ibu yang walaupun tangannya sudah direpotkan oleh beberapa kantong hitam berisi barang buruan, masih saja trengginas mengubek-ubek tumpukan.
Sepuluh menit pertama saya sudah mendapatkan dua potong scarf, lima potong kaos dan sebuah blus katun made in India. Total uang yang harus saya keluarkan untuk itu sebesar 60rb rupiah. Saya tertegun begitu selesai membayar, bukan apa-apa..Suddenly I feel like my 600 thousands rupiah Nine West gladiator sandals is too much.
Setelah sekian jam yang menghasilkan entah berapa kantong plastik hitam di tangan, kami pun berpindah tempat berburu ke area Matahari. Weitss..jangan membayangkan departemen store dingin berpendingin ruangan yang ada di Atrium Senen itu. Matahari di sini adalah bangunan yang masih satu atap dengan Pasar Senen Lama tapi berada di sayap yang berbeda, dengan salah satu tembok ditulisi "MATAHARI" dengan cat hitam. Isinya? Ya sama saja...Tapi memang dibandingkan tempat sebelumnya, Matahari sedikit lebih bersahabat. Jarak antar lapak tidak terlalu berhimpitan dan memungkinkan udara mengalir. Tapi setalah beberapa kali menawar, tahulah kami kenapa tempat ini lebih sepi dibandingkan saudaranya di sebelah. Harganya lebih mahal. Celana pendek saja dibandrol dengan harga 35 ribu rupiah per helai. Walaupun masih bisa ditawar tapi mendengarnya saja sudah memadamkan antusiasme. "Huhh..mahal", gerutu rekan saya sambil mencibir. Dan ketidakberuntungan kami berlanjut. Entah kenapa rekan saya yang memang pencinta gaya retro-psychedelic itu tiba-tiba jatuh cinta setengah mati pada selembar kemeja flanel bercorak garis hijau - merah marun. Tampangnya dipasang setegar dan secuek mungkin saat menawar menjadi hanya 10r ribu. Tapi ternyata si Tante pemilik lapak tidak terkecoh dengan jurus andalan kami. Dengan dinginnya ( tanpa memandang pula) dia hanya menyahut " 15 ribu, tak mau sudah". Akhirnya teman saya itu pun mengalah. Dibelinya juga kemeja idaman yang menurutnya mahal sejagat itu . Hehehe....
Tapi saya cukup beruntung. Saya yang sejak pertama sudah merencanakan untuk mencari selimut, sebagai pengganti selimut yang sudah saya pakai sejak pertama kuliah yang memang sudah compang-camping ( Sumpah, benar-benar compang camping. Warna sudah tidak karuan. Dan bahkan selimut andalan jika cuaca panas ini sudah robek menjadi entah berapa bagian yang saya jahit kembali) akhirnya mendapatkan selimut idaman. Selimut bahan handuk berwarna hijau motif garis yang kondisinya masih sempurna. Dan sebagai bonus untuk wanita gila merk seperti saya, selimut ini bermerk Burberrys. Wawwww..wawwww...Senangnya.
Begitulah, akhirnya kami mengakhiri perburuan kami setelah pinggang dan punggung saya merajuk minta duduk. Omong punya omong, itupun ternyata sudah setengah enam sore. Pantas saja beberapa lapak sudah mengemasi barang dagangannya.
Melangkah pulang dengan lelah, dan lapar tapi hati yang puas bukan kepalang, kami mengucapkankan janji akan kembali lagi. ASAP tentunya..
Sebagai oleh-oleh kepada pembaca (karena gak mungkin membelikan baju) berikut saya sampaikan beberapa tips untuk berburu barang seken.
Pakailah baju dan alas kaki yang nyaman. Karena tempat ini akan menguras keringat anda
Jangan memakai perhiasan berlebihan.
Siapkan uang tunai yang cukup. Menghindarkan anda bolak-balik ke ATM. Karena belum tentu sekembalinya dari ATM anda menemukan kembali lapak yang dituju, atau bahkan barang yang diincar sudah raib terjual.
Isilah perut dengan cukup untuk menghindari anda kelaparan, atau sakit maag. Sedikit catatan, kadang tempat-tempat seperti ini tidak didukung oleh foodcourt yang memadai.
Mind your belonging selalu. Suasana yang berdesak-desakan sangat kondusif untuk pencopetan.
Tawar, tawar dan tawar..
Teliti dengan cermat. Lubang, noda, warna yang pudar, jahitan yang lepas, kancing yang hilang. Ingat, barang yang anda beli adalah barang bekas pakai.
Cerita perburuan lelong saya sepertinya akan berlanjut. Nantikan laporan berikutnya ya..