I was mixed up when you came to me
Too broke to fix
Said 'daddy get you gone, I'm missing my baby'
Still missing my baby
I was stitched up by the hands of fate
Said how you gonna make it on your own
If luck is a lady?
Maybe luck is a lady
I was going down for the third time
My heart was broken, I was not open to your suggestions
I had so many questions
That you just kissed away
Tell me, I guess that cupid was in disguise
The day you walked in and changed my life
I think it's amazing,
The way that love can set you free
So now I walk in the midday sun
I never thought that my saviour would come
I think it's amazing
I think it's amazing
I think you are amazing
You tried to save me from myself
Said 'Darling, kiss as many as you want!
My love's still available
And I know you're insatiable'
We're like victims of the same disease
Look at your Big Bad Daddy, and your mom
And your mom...was always acting crazy
I was going down for the third time
My heart was broken, I thought that
loving you was out of the question
Then I saw my reflection
Saying please don't let this go
Tell me, I guess that cupid was in disguise
The day you walked in and changed my life
I think it's amazing,
The way that love can set you free
So now I walk in the midday sun
I never thought that my saviour would come
I think it's amazing
I think you're amazing
Celebrate the love of the one you're with
Celebrate, this life with you baby
I think you should celebrate yeah
Don't put your love in chains baby
No no, walk in the midday sun
I thought I was dreaming
I think it's amazing
I think you're amazing
I said celebrate the loce of the one you're with
As this life gets colder
And the devil inside
Tells you to give up
by George Michael
March 19, 2010
February 18, 2010
Going Home - A Learning Session

I am learning some basic ways of improving my photo with basic photoshop. And here it is, the fruit of all my patience and enthusiasm doing all the editing. Since the original photo is far from perfection, this photo is considered better. Much better. But still, I'm proud of it. This is my shot. Enjoy :)
February 14, 2010
Random Thought of Living Human
I was just thinking, about how we, human. Grow this fast covering almost every surface of the world, that this earth seems to meet its limit of supporting us. About how we, human. Scattered all over the world, we have to perished another God creation in need to feed our mouthes, to build us shelters.
Countinuing existence in our term is only refer to us. Human. The most honorable of God creation. There's no animal, no plant in it. Selfish.
I was just thinking, it's a shame to be human like this.
Countinuing existence in our term is only refer to us. Human. The most honorable of God creation. There's no animal, no plant in it. Selfish.
I was just thinking, it's a shame to be human like this.
February 08, 2010
War and Love, in questions
This great evil. Where does it come from? How'd it steal into the world? What seed, what root did it grow from? Who's doin' this? Who's killin' us? Robbing us of life and light? Mockin' us with the sight of what we might've known. Does our ruin benefit the earth? Does it help the grass to grow, the sun to shine? Does this darkness in to you too? Have you passed through this night?
Love. Where is it come from? Who lit this flame in us? No war can put it out, conquer it. I was a prisoner. You set me free.
-The Thin Red Line-
Love. Where is it come from? Who lit this flame in us? No war can put it out, conquer it. I was a prisoner. You set me free.
-The Thin Red Line-
January 20, 2010
In My Playlist
Kebiasaan saya setiap berangkat kerja adalah mengenakan earphone dan menyetel musik kencang-kencang sepanjang perjalanan. Earphone tersebut tidak akan saya lepas sebelum saya duduk manis di meja kerja. Kebiasaan ini sudah dikenal oleh rekan-rekan kantor, sehingga mereka tidak lagi bersusah payah mengajak saya ngobrol di lift dengan resiko saya cuekin, seperti yang dikeluhkan oleh beberapa orang yang baru mengenal saya ataupun bagi rekan biro lain. Buat sebagian besar orang, kebiasaan saya ini dianggap melambangkan sikap sombong dan tak ingin kenal sekitar, tapi buat saya ini adalah waktu untuk mempersiapkan mood saya menghadapi jam kerja yang begitu padat. Sebuah kebiasaan yang menjadi keharusan, menjadi satu bagian dengan jadwal kerja saya.
Well, begitu pentingnyakah mendengar lagu sebelum bekerja bagi saya? Lagu-lagu apa yang saya dengarkan? itu sepaket lengkap pertanyaan yang dulu sering dikemukakan oleh rekan-rekan kantor. Dan pertanyaan itu membuat saya menyempatkan diri melongok ke dalam telepon selular (dulu ipod) tempat saya menyimpan lagu-lagu andalan. Dan inilah beberapa lagu yang sudah hampir 4 tahun menemani perjalanan pagi saya menuju kantor:
1. Love Song by 311
2. Life in Mono by Mono
3. The Call by Backstreet Boys
4. Gone by NSync
5. Most Girl by Pink
6. Gerimis by Kla Project
7. Hysteria by Muse
8. Time is Running Out by Muse
9. You by Pat Metheny
10. Malibu by Lee Ritenour
Kisah tentang masing-masing lagu? haha.. kadang tidak perlu alasan untuk begitu menyukai sebuah alunan musik. But, I love them for sentimental reason, indeed.
Well, begitu pentingnyakah mendengar lagu sebelum bekerja bagi saya? Lagu-lagu apa yang saya dengarkan? itu sepaket lengkap pertanyaan yang dulu sering dikemukakan oleh rekan-rekan kantor. Dan pertanyaan itu membuat saya menyempatkan diri melongok ke dalam telepon selular (dulu ipod) tempat saya menyimpan lagu-lagu andalan. Dan inilah beberapa lagu yang sudah hampir 4 tahun menemani perjalanan pagi saya menuju kantor:
1. Love Song by 311
2. Life in Mono by Mono
3. The Call by Backstreet Boys
4. Gone by NSync
5. Most Girl by Pink
6. Gerimis by Kla Project
7. Hysteria by Muse
8. Time is Running Out by Muse
9. You by Pat Metheny
10. Malibu by Lee Ritenour
Kisah tentang masing-masing lagu? haha.. kadang tidak perlu alasan untuk begitu menyukai sebuah alunan musik. But, I love them for sentimental reason, indeed.
January 04, 2010
Learning Macro ( With a Prosumer )
Sejak saya punya kamera yang bukan kamera saku beberapa waktu lalu, saya perhatikan ternyata saya getol sekali memfoto objek tunggal berfokus dekat aka foto makro. Saya melakukan ini bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah fotografi jenis ini lebih mudah dibanding foto lansekap atau foto multi objek lainnya. Bagaimana tidak? Intinya hanyalah menghasilkan komposisi optimal dari sebuah objek saja, yang tentunya bisa lebih kita atur. Bandingkan dengan memfoto objek bergerak yang momentnya bisa muncul kapan saja, atau foto lansekap yang mengharuskan kita memilih angle dengan teliti agar semua objek yang tertangkap lensa bisa berpadu harmonis. Suatu hal yang tidak gampang dipelajari tentunya.
Ini bukan berarti saya tidak mau belajar fotografi jenis lain, tetapi saya memilih untuk mendalami dulu makro, sehingga paling tidak saya sudah menghasilkan beberapa foto yang ciamik, sehingga nanti pada saat saya belajar foto lansekap (yang saya duga hasilnya tidak akan bisa mengalahkan bahkan foto pacar saya yang sebenarnya juga baru belajar) saya tidak akan terlalu malu hati.
Saya ngantuk nih, dilanjut nanti ya. :)
Ini bukan berarti saya tidak mau belajar fotografi jenis lain, tetapi saya memilih untuk mendalami dulu makro, sehingga paling tidak saya sudah menghasilkan beberapa foto yang ciamik, sehingga nanti pada saat saya belajar foto lansekap (yang saya duga hasilnya tidak akan bisa mengalahkan bahkan foto pacar saya yang sebenarnya juga baru belajar) saya tidak akan terlalu malu hati.
Saya ngantuk nih, dilanjut nanti ya. :)
December 30, 2009
Gugur Bunga
Betapa hatiku takkan pilu
telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih
hamba ditingggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
nan setia? nan perwira?
Siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
tunai sudah janji bakti
gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Tidak bermaksud melankolis, tapi saat menulis lirik lagu ini hati saya terasa nelongso. Sedih dan hampa. Bukan tanpa sebab, hari ini 30 Desember 2009 tepat pukul 18.45 Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa, KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur.
Saya mulai mengenal sosok Gus Dur semenjak beliau menjabat sebagai presiden republik ini beberapa tahun lalu. Masih lekat di ingatan saya saat saya dan ayah sering dibuat tertawa tergelak saat mendengar Gus Dur melontarkan pernyataan-pernyataan politis yang terkesan 'sak enake dhewe' dengan tone suaranya yang acuh tak acuh. Tapi pernyataan-pernyataan beliau itulah yang menjadi bahan pancingan diskusi kecil-kecilan di keluarga. Saya dan ayah sama-sama berpendapat bahwa hal-hal konyol yang dikatakan Gus Dur adalah hasil dari cara pandang beliau yang telah lebih dulu berorientasi ke depan, yang untuk saat itu (dan kini saya rasa) masih belum dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yang notabene baru melek politik. pernyataan-pernyataan Gus Dur itu pula lah yang menyadarkan saya bahwa sebenarnya bangsa kita belum sepenuhnya siap untuk bentuk reformasi seperti ini. Secara fisik bebas merdeka, tapi pemikiran masih sama dengan saat bangsa ini terjajah. Mulut kita meneriakkan reformasi, tetapi mental kita belum siap untuk berubah, belum siap untuk menerima konsekuensi reformasi. Buat saya sosok Gus Dur adalah pejuang. Negarawan yang memperjuangkan kebebasan dan reformasi yang sesungguhnya.
Kini Gus Dur telah tiada, pulang menghadap Sang Khalik. Semoga segala amalnya diterima Allah SWT, dan kita yang ditinggalkan bisa mengingat semua yang telah ditanamkan oleh beliau dan menjadikannya tongkat penolong bagi kita untuk terus berjuang menjadi bangsa yang merdeka.
Gugur bungaku di taman bakti
di haribaan pertiwi
gugur bungaku melambangkan sari
tanah air jaya sakti
(Gugur Bunga - Ismail Marzuki)
telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih
hamba ditingggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
nan setia? nan perwira?
Siapakah kini pahlawan hati
pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
tunai sudah janji bakti
gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Tidak bermaksud melankolis, tapi saat menulis lirik lagu ini hati saya terasa nelongso. Sedih dan hampa. Bukan tanpa sebab, hari ini 30 Desember 2009 tepat pukul 18.45 Indonesia kehilangan salah satu putra terbaik bangsa, KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur.
Saya mulai mengenal sosok Gus Dur semenjak beliau menjabat sebagai presiden republik ini beberapa tahun lalu. Masih lekat di ingatan saya saat saya dan ayah sering dibuat tertawa tergelak saat mendengar Gus Dur melontarkan pernyataan-pernyataan politis yang terkesan 'sak enake dhewe' dengan tone suaranya yang acuh tak acuh. Tapi pernyataan-pernyataan beliau itulah yang menjadi bahan pancingan diskusi kecil-kecilan di keluarga. Saya dan ayah sama-sama berpendapat bahwa hal-hal konyol yang dikatakan Gus Dur adalah hasil dari cara pandang beliau yang telah lebih dulu berorientasi ke depan, yang untuk saat itu (dan kini saya rasa) masih belum dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yang notabene baru melek politik. pernyataan-pernyataan Gus Dur itu pula lah yang menyadarkan saya bahwa sebenarnya bangsa kita belum sepenuhnya siap untuk bentuk reformasi seperti ini. Secara fisik bebas merdeka, tapi pemikiran masih sama dengan saat bangsa ini terjajah. Mulut kita meneriakkan reformasi, tetapi mental kita belum siap untuk berubah, belum siap untuk menerima konsekuensi reformasi. Buat saya sosok Gus Dur adalah pejuang. Negarawan yang memperjuangkan kebebasan dan reformasi yang sesungguhnya.
Kini Gus Dur telah tiada, pulang menghadap Sang Khalik. Semoga segala amalnya diterima Allah SWT, dan kita yang ditinggalkan bisa mengingat semua yang telah ditanamkan oleh beliau dan menjadikannya tongkat penolong bagi kita untuk terus berjuang menjadi bangsa yang merdeka.
Gugur bungaku di taman bakti
di haribaan pertiwi
gugur bungaku melambangkan sari
tanah air jaya sakti
(Gugur Bunga - Ismail Marzuki)
Subscribe to:
Posts (Atom)