Pages

November 29, 2008

At The Coffee Shop With Friends


Kali ini saya sedang bersantai di sebuah kedai kopi favorit di salah satu pusat perbelanjaan daerah Bogor. Menunggu redanya hujan, yang sepertinya selalu datang silih berganti di kota ini. Tidak pernah bosan, bahkan untuk absen satu hari saja. Hmmm...sebenarnya ada payung tersimpan di dalam tas punggung saya yang super besar dan sedang padat isinya itu. Tapi selain payung, saya juga membawa beberapa hasil buruan yang saya dapatkan di Kober - Depok. Yup...komik!! Sengaja dalam perjalanan kali ini saya memilih ke Bogor dengan kereta api via Depok, supaya saya bisa mampir dan mengubek-ubek beberapa stand buku bekas yang ada disana demi mendapatkan komik-komik idaman. Alhasil, kali ini saya memilih duduk manis di sofa sambil membaca komik dan menyeruput caramel frappucinno. Haha..sore yang indah.
Ngomong-ngomong soal perburuan komik, saya memang senang sekali mengumpulkan komik-komik lama. Komik-komik yang menemani saya di masa kecil dulu. Komik-komik yang menjadi pelarian saat suntuk (duuhhh..anak kecil bisa suntuk juga ya ternyata?) serta menjadi pemacu semangat belajar saya. Saat itu jika nilai ulangan harian dalam seminggu bagus, saya akan mendapat bonus uang jajan tambahan untuk meminjam komik di toko buku langganan. Sekarang setelah saya memiliki uang sendiri, saya mulai mengumpulkan komik-komik yang pernah saya baca dahulu. Hitung-hitung nostalgia. Tapi selain masalah kenangan lama, dalam banyak komik yang saya baca beberapa diantaranya terselip pesan moral yang luar biasa, juga pengetahuan sejarah yang mendalam. Tengok saja Four Daughter of Armian karangan Il-Shook Shin. Cerita fiksi mengenai kehidupan putri-putri negara (fiktif) di Asia Minor yang berakar pada beberapa mitos Yunani ini juga mengetengahkan sejarah Persia dan Yunani, tak lupa diceritakan pula mengenai perang laut maha dashyat kala itu, Perang Laut Salamis. Hal serupa juga terdapat dalam Rose of Versailles dan Jendela Orpheus. Tanpa Jendela Orpheus, mungkin sampai kini saya tidak akan tahu tentang kisah harta peninggalan Tsar Nikolai Romanov yang kontroversial, tentang perjuang para Bolsheviks atau tentang dukun misterius Rasputin yang terkenal. Selain membantu saya mengingat peristiwa-peristiwa sejarah dunia, komik jugalah yang mengenalkan saya pada pemahaman hidup melalui pesan-pesan moral yang dikandungnya. Coba sesekali anda intip The Duck of Mr. Fredward atau mungkin Candy-Candy (yang mungkin sekilas terkesan cerita yang 'cewek' banget). Banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang bisa dicerna, bahkan oleh pikiran yang begitu muda seperti para remaja. Saya lebih menyarankan komik-komik seperti ini untuk dibaca oleh generasi muda dibandingkan cerita-cerita dalam seri Harlequin ataupun Goosebump.
Komik-komik ini memang sangat mudah mencuri perhatian para kutu buku seperti saya. Tapi untuk mengumpulkannya itu lain cerita. Bermacam cara sudah saya coba untuk melengkapi koleksi komik-komik lama saya. Dari searching di google, menyambangi toko buku bekas di mal-mal, pesan pada pemilik toko buku, sampai mengubrak-abrik sendiri lapak-lapak buku bekas di kawasan Terminal Senen. Tapi yang terakhirlah yang membawa kepuasan tersendiri. Betapa tidak, walaupun harus bermandi keringat dan bersusah payah mengontrol keseimbangan di lorong-lorong super sempit dengan tumpukan buku setinggi atap rumah di kiri kanannya, harga buku di sini bisa mencapai lebih dari separuh harga komik yang dijual online oleh beberapa penjual. Selain itu pilihannya pun banyak. Dari yang kondisinya bulukan, kuning dengan stempel dan coretan dimana-mana, sampai yang masih mulus dan kaku tersampul plastik. Asal fisik anda kuat, hasil yang anda dapatkan akan sangat memuaskan. Terakhir kali saya berkunjung ke lapak di Terminal Senen minggu lalu, saya mendapatkan beberapa nomor awal Crystal Dragon, Jendela Orpheus dan Peppermint Age dalam kondisi yang excellent. Tersampul plastik, mulus dan tanpa coretan. Hanya saja, mengingat buku-buku ini sudah berusia minimal 7 tahun, wajar saja jika kertasnya sudah menguning.
Bagi anda yang juga berminat mengumpulkan kembali buku-buku lama via online, berikut beberapa tips yang bisa saya bagi:
  • Manfaatkan google, mesin pencari ini sangat sakti. dengan menggunakan beragam kombinasi kata kunci anda akan mendapatkan beberapa tempat yang menjual atau mungkin sekedar memberikan jejak keberadaan buku idaman anda. Nah, follow-uplah informasi yang anda dapatkan itu dengan bijak.
  • Pilihlah penjual online yang memiliki banyak tanggapan positif dari pembelinya. Kalau perlu hubungi si penjual secara langsung melalui telepon. Hindari penjual yang masih sepi, ini untuk menghindarkan anda dari penipuan.
  • Gali informasi detil atas buku yang akan anda beli secara online. Tanyakan pada penjualnya mengenai kondisi buku, apakah ada cacat, sobek, stempel bekas dan sebagainya. Minta juga beberapa foto yang up-close.
  • Buatlah janji bahwa barang dapat dikembalikan jika kondisinya tidak sesuai dengan yang dideskripsikan sebelumnya.
Bagi anda yang memilih untuk mencari sendiri buku-buku lama yang anda inginkan, khususnya di tempat-tepat khusus penjualan buku bekas seperti di Terminal Senen, JaCC, ataupun Kober-Depok mudah-mudahan informasi berikut dapat membantu:
  • Buatlah daftar buku (atau komik) yang masih harus dilengkapi. Ini menghindarkan anda dari pembelian ganda yang mubazir, kecuali anda memang sengaja mencari buku yang sama dengan tujuan memperbaiki kualitas koleksi anda.
  • Isi perut anda secukupnya. Aktivitas yang akan anda lakukan tergolong cukup berat. Jangan sampai penyakit maag mengunjungi anda saat sedang asyik memilah buku. Selain itu daerah yang anda kunjungi tidak hazard-free (hehe..berlebihan) imunitas yang rendah memudahkan anda terjangkit penyakit nantinya.
  • Bawa uang tunai secukupnya karena ATM jauh.
  • Kenakan pakaian yang nyaman dan tidak mencolok. Lupakan dulu rencana show off celana dalam berlabel calvin klein dengan mengenakan jeans hipster super ketat. Anda hanya akan menjadi bahan teriakan pria-pria bertampang sangar. Tak ada pria ganteng di sana. Selain itu daerah seperti itu rata-rata panas karena tidak ada AC. Namanya saja lapak-lapak.
  • Mind your belonging, termasuk plastik-plastik belanjaan anda yang lain. Kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena niat, tapi juga karena ada kesempatan.
  • Buatlah rute pencarian yang teratur. Kecuali anda sudah hapal betul lokasi perburuan. Semua lapak terlihat serupa. Dengan keteraturan menghindarkan anda dari mengubrak-abrik tempat yang sama.
  • Telitilah semua buku yang anda peroleh. Pilihlah yang kualitasnya paling bagus. Jangan takut tidak akan mendapatkan yang lebih baik dari yang anda harapkan. Untuk buku-buku lama, bukalah buku, jangan sampai ada halaman yang terlepas dari jilidannya.

No comments: