BFF?? Mungkin beberapa orang masih janggal dengan istilah ini. Well, to be honest saya juga baru tahu jika BFF ini singkatan dari "Best Friend Forever" setelah menonton salah satu episode Gossip Girl, serial televisi keluaran NBC yang mengisahkan kehidupan remaja elite di Manhattan sana. Singkatan ini merujuk pada sahabat dekat.
Saya sendiri memiliki beberapa sahabat yang sangat dekat dalam beberapa fase hidup saya. Sejauh saya bisa mengingat, BFF pertama saya adalah teman sekolah semasa SMA. Berdua dengannya saya melakukan hal-hal gila (untuk ukuran SMA kami yang notabene SMU berasrama unggulan dengan peraturan dan jadwal hidup super ketat). Kami sering pesiar (istilah untuk jam bebas yang kami dapatkan hanya di hari minggu dari pukul 9 pagi sampai pukul 17 WIB) bareng, dan berkeliaran di pelosok pasar barang loakan. Kadang saat kami tidak pesiar keluar, kami membeli cemilan dan es krim yang banyak untuk kemudian kami habiskan di pojok sekolah. Padahal kami sedang dalam program diet, dimana asupan makanan sangat dijaga ketat. Pertemanan kami tidak saja dipererat oleh kebersamaan, tapi juga oleh beberapa masalah. Well, kami juga pernah 'off' tidak berkomunikasi hampir setengah tahun karena we're fall in love with the same guy. A guy then be my first boyfriend. A guy who was her first kiss too. Persahabatan kami bertahan intens sampai saya kuliah, dimana saya juga menemukan BFF lain.
BFF baru ini rekan kuliah saya. Salah satu dari 6 anggota geng saya. Entah kenapa persahabatan saya dengannya memilliki kualitas yang sedikit lebih intens dibanding teman geng lain. Kami saling berbagi rahasia dengan semboyan "rahasia langit tidak dapat dibocorkan". Persis seperti kata kata si babi dalam serial Sun Go Kong. Dia tempat curahan hati saat saya menjalani kehidupan super sulit, dia yang selalu mendengarkan dan menguatkan langkah saya. Dia satu-satunya teman yang bisa saya ajak brainstorming tentang mimpi-mimpi, visi serta pemikiran-pemikiran saya tentang hidup ini. Begitu pula sebaliknya, dia mempercayai saya untuk menjadi penampungan semua kegundahannya, pandangan-pandangannya tentang dunia ini, kehidupan percintaannya. Huhh...berdua kami merasa sebagai gadis 20-an yang begitu matang. Hahaha...Persahabatan ini pun berlanjut samapai sekarang. Walapun tidak seintens dulu mengingat jarak dan waktu yang memisahkan.
Sekarang saya menambahkan lagi satu nama dalam daftar BFF saya. Seorang teman yang saya kenal karena bernaung di bawah satu atap kos-kosan. Dari pertama bertemu entah kenapa kami sudah saling cocok. Dengan mudahnya kami bisa dekat. Pertama-tama karena berbagai barang menarik yang sering nampang di majalah, kemudian karena berbagi info diskon barang-barang bermerk yang ternyata berhasil membuat mata kami berbinar penuh puja, selanjutnya karena berbagai pengalaman percintaan yang ternyata punya benang merah.
Selain hobi dan kesukaan yang banyak kesamaan, banyak orang pun mengatakan kami (mulai) mirip. Bukan hanya dalam tampilan fisik, dalam sikap pun begitu. Kami sering sekali menggunakan ungkapan yang sama dalam waktu yang sama saat mengalami suatu kejadian. Hehe...entah karena memang mirip atau karena sering berinteraksi saja ya. Fyuu..fyuu..
Sahabat saya ini adalah partner in crime yang sebanding kemampuannya. Mengubek-ubek pasar Senen untuk menghabiskan waktu (dan sedikit uang) serta memuaskan hasrat belanja, nongkrong setengah harian di kafe sambil membahas gosip-gosip yang sedang happening (sambil sesekali mengumpat-umpat kelakuan Mayangsari yang semakin arogan atau sekedar mengkritik penampilan Venna Melinda yang membeli Ajinomoto di Alfamart menjinjing a fake designer bag). Belum lagi beberapa kesamaan dalam pekerjaan, berurusan dengan orang-orang pajak. Belum lagi jalinan percintaan kami yang bisa dibilang mirip. Jadilah kami selalu berada pada 'frekuensi' yang sama, menimbulkan kehebohan tiada tara setiap berjumpa.
Yah, begitulah.. saya sangat menyadari betapa tiap-tiap orang ini memiliki arti penting dalam hidup saya. Tanpa mereka bisa jadi saya tidak akan berada di titik ini.
No comments:
Post a Comment